Kamis, 29 Oktober 2009

JAUHI 3 PERKARA

Assalamu'alaikum wr.wb

Rasulullah saw memberikan jaminan kepada kaum muslimin selama mereka terbebas dari tiga perkara sebelum kematian terjadi pada dirinya, beliau bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang maka ia akan masuk surga” (HR. Tirmidzi).

1. SOMBONG/TAKABBUR.
Rasulullah SAW bersabda: “Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan dan menghina orang lain”. (HR. Muslim)
Sombong adalah sifat iblis laknatullah, dengan sebab itulah ia divonis ingkar/kafir kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah Swt "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: bersujudlah kamu kepada Adam maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang sujud”. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?. Iblis menjawab: “aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman: turunlah kamu dari syurga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina” (QS 7:11-13, lihat pula QS 40:60).
Ada banyak dampak negatif atau bahaya dari sifat sombong ini adalah:
1. Benci dan sakit hati jika mendapat saran apalagi kritik.
2. Tidak senang, iri, dengki terhadap kemajuan orang lain.
3. Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar, hal ini difirmankan Allah SWT di dalam Al-Qur’an: “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan”. (QS 27:14).
4. Dibenci orang – orang di sekitarnya
5. Dan yang lebih membahayakan adalah dibenci Allah SWT yang menyebabkannya tidak akan masuk syurga. Allah SWT berfirman: “Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. (QS 16:23). Di dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan”. (HR. Muslim).

2. FANATISME / TA’ASSHUB
Allah berfirman yang artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS 49:13). Manakala seseorang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan sehingga segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan golongannya, bukan berdasarkan nilai-nilai kebenaran, maka hal ini sudah tidak bisa dibenarkan, inilah yang disebut dengan Ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam, apalagi bila seseorang sampai mengajak orang lain untuk bersikap demikian, lebih-lebih bila seseorang siap mati untuk semua itu, maka Rasulullah SAW tidak mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya, hal ini terdapat dalam hadits Nabi Saw: “Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah”. (HR. Abu Daud)

3. HUTANG.
Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah dalam berhutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari”.(HR. Baihaki).
Bagi seorang muslim, hutang merupakan sesuatu yang harus segera dan wajib dibayar, sekecil apapun itu dan dalam bentuk apapun juga. Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar hutang“. (HR. Ibnu Majah).
Muslim yang sengaja menyepelekan hutang atau berniat buruk akan hutang dengan tidak mau melunasinya, maka akan membawa keburukan baginya pula, keburukan di dunia dan keburukan di akherat, kecuali bila ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk membayarnya, Rasulullah SAW bersabda: “Hutang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati meninggalkan hutang, sedangkan ia berniat akan membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya, dan barangsiapa yang mati, sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya, maka pembayarannya akan diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak”. (HR. Thabrani).

Ketiga perkara tersebut jangan sampai terjadi pada diri kita sebagai ummat Islam. Sehebat apapun orang/golongan/partai yang kita ikuti, namun ketika berbuat salah maka seyogyanya bagi kita untuk mengislahnya jangan taklid buta. Hindari sifat yang selalu mendewakan diri sendiri, mengenggap lebih dari orang lain. Milikilah sifat yang selalu menerima pemberian dari Allah Swt (Qona'ah), jangan sampai kita memiliki hutang karena selalu tidak puas terhadap rizki yang kita dapatkan.
Wallahu A'lam Bisshawab.
Wassalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar